Mawar yang Bercermin di Kaca
Ia bercermin di kaca itu dan melihat wajahnya
masih cantik seperti
sekuntum mawar yang merekah. Ia yakini,
karena kekasihnya selalu mengatakannya
di pagi hari ketika ia membuka jendela dan matahari menyapa
“kau masih secantik ketika aku meminangmu.”
wanginya seperti musim bunga
yang tidak ada habisnya, seperti ketulusan mencintai.
Kupukupu kadang masuk lewat jendela mengira
ada sebuah taman sari, lalu hinggap di sana
hanya untuk menarinari di antara jemari lentiknya yang lembut
ketika tangan kekasihnya memagutnya penuh hangat
keningnya disesapnya bak setangkai mawar
lalu matanya terpejam seakan mengabadikan kenangan
“kau masih sewangi ketika di pelaminan.”
Ia bercermin di kaca itu dan melihat wajah kekasih,
tepat di belakangnya
sedang tersenyum memandangnya.
0 komentar:
Posting Komentar